Kamis, 28 Maret 2013

KERAMIK LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT



KERAMIK LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT
Desain, Fungsi, dan  Peran dalam Pariwisata  Kontinuitas dan Perubahannya

Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat terletak pada gugusan pulau yang membujur ke arah Timur-Barat, antara 115°67' BT dan melintang dari Utara ke Selatan 80°5' LS.(Lalu Ahmad Muhidin, 1998 : 11). Nusa Tenggara Barat terdiri pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Wilayah ini diapit oleh dua propinsi, pada bagian barat propinsi Bali dan bagian Timur  Nusa Tenggara Timur.
Posisi yang berdekatan dengan kedua wilayah kepulauan terjadi hubungan saling mempengaruhi, baik dalam bidang ekonomi, seni budaya, dan relegi. Terjadi akulturasi budaya yang datang dari luar pulau Lombok dengan budaya lokal. Ethnis Sasak, Samawa dan Mbajo masih-masinng telah memiliki kebudayaan sendiri.  Masyarakat Lombok semula terdapat konsep filsafat  Hindhu-Budha, namun ajaran-ajaran Islam masuk dan dianut sebagian besar penduduknya. Hal ini berpengaruh pada pola hidup dan hasil seni budaya setempat. Pengaruh dari luar yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata misalnya, memberikan dorongan tumbuh dan berkembangnya dunia kesenian termasuk dalamnya seni kerajinan Lombok.
 Berbagai macam seni kerajinan yang dihasilkan dari wilayah Lombok, antara lain kerajinan kayu dengan produk mebel dan carving, kerajinan anyam, bambu,  mutiara, kerajinan keramik, dan lain sebagainya. Seni Kerajinan ini menyebar diseluruh wilayah Lombok. Memiliki corak dan ciri khas tersendiri seperti anyaman kethak, hiasan cukli , finishing natural dari bahan alami, dan lain sebagainya.
  Dari berbagai macam kerajinan tersebut salah satunya adalah seni kerajinan keramik/gerabah. Kerajinan ini menyebar hampir diseluruh wilayah, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Lombok Barat terkonsentrasi di wilayah Desa Banyu Mulek, Lombok tengah di Penujak, dan Lombok Timur di Masbagik. Ketiga wilayah tersebut mereupakan pusat-pusat perkembangan keramik Lombok. Masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagi pembuat keramik/gerabah. Mereka membuat keramik dan menjualnya. Pada awalnya keramik yang dihasilkan merupakan keramik tradisional sebagai pemenuh kebutuhan rumah tangga. Keramik Lombok dikerjakan oleh perajin dari generasi ke generasi. Pembuatan keramik di Lombok semula dikerjakan oleh kaum wanita.  Mereka hanya mengerjakan barang-barang keramik untuk keperluan hudupnya, sebagai pelengkap kebutuhan dapur dan upacara adat. Periuk tanah yang berfungsi untuk memasak diletakan diatas jangkin (angelo), kendi, genthong,  dan lain sebagainya.
Perkembangan terakhir produk keramik Lombok memiliki karakter desain yang simple dan unik yang berfungsi tidak lagi sebagai pemenuh keperluan rumah tangga namun dengan sentuhan seni dan finishing khas tradisional, maka keramnik Lombok menjadikan barang kerajinan keramik sebagai benda pajang/hias. Benda hias ini telah diproduksi dengan kuantitas yang meningkat, seiring dengan minat konsumen baik dari dalam maupun manca negara.
 Seiring dengan perkembangan jaman keramik Lombok telah dilakukan usaha-usaha pengembangan dari berbagai instansi yang terkait baik swasta maupun pemerintah. Datangnnya bantuan dari negara New Zeland yang berupa “New Zelan Projec”, maka terjadilah perubahan desain yang cukup signifikan terutama pada bentuk dan finishing. Disamping itu pertumbuhan pariwisata yang telah merambah di wilayah Lombok, dan minat wisatawan akan kerajinan keramik Lombok kian meningkat.
Keramik Lombok terutama pada desain dan fungsi memiliki keunikan tersendiri, hal ini berlum bayak di bahas oleh para peneliti. Dari studi awal penulis ditemukan beberapa yang telah dilakukan yaitu Jean McKinnon  yang menulis secara lengkap tentang antropologi masyarakat Sasak dan proses pembuatan keramik tradisional, namun pembahasan tentang desain dan perubahan fungsi belum detail, terutama sekali yang dikaitkan dengan perkembangan pariwisata yang secara nyata ikut andil dalam perkembangan keramik di Lombok. Alit Widiastuti juga menulis tentang kerajinan keramik Banyu Mulek Lombok Barat, tulisan membahas tentang keberadaan kerajinan Keramik di Banyumulek saja belum mencakup wilayah Lombok secara keseluruhan mengingat Masbagik dan Penujak memiliki khas desain tersendiri. Penulisan yang telah ada tampaknya pembahasan masih bersifat sepotong-sepotong, namun dalam rencana desertasi ini menulis tentang desain, fungsi, pengaruh dunia pariwisata, dan kontinuitas serta perkembangannya.
Pada jaman penjajahan Belanda kegiatan pariwisata telah dimulai oleh bangsa-bangsa barat sejak 1910, (Richard Sihite, 2000 : 17). Setelah disetujui oleh pemerintah Belanda untuk membentuk sebuah agen pariwisata (travel Agent) yang mengurus perjalanan pariwisata ke Indonesia. Dengan demikian arus kunjungan pariwisata kian tahun kian meningkat. Bali adalah salah satu tujuan wisatawan yang sangat populer dengan keanekaragaman budaya Hindu membuat wisatawan betah tinggal. Pulau Lombok berdekatan dengan Bali dengan keindahan alam yang masih alami wisatawan m,encoba untuk berkunjung ke sana. Awalnya hanya melihat keindahan alam kemudian budaya termasuk seni ndan kerajinan. Maka kerajinan keramik tidak luput dari sasaran untuk dijadikan souvenir.
Keramik tradisional di Indonesia masih terbatas pada  produk gerabah atau tembikar. Kata gerabah berasal dari bahasa Jawa yang menunjuk pada alat-alat dapur (kitchenware) misalnya kendi, belanga dan lain sebagainya. Sebutan gerabah digunakan oleh masyarakat Jawa sehingga kata gerabah jarang sekali digunakan di luar pulau Jawa. Sementara kata tembikar berasal dari bahasa  Melayu, dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa tembikar juga berasal dari tanah liat namun telah di dilapisi dengan pelapis gilap yang saat ini boleh jadi disebut keramik. Antara Keramik, gerabah dan tembikar sebetulnya maksudnya sama hanya asal bahasanya berbeda namun prinsip makna sama yaitu bahan dari tanah liat yang dibakar.
Para perajin tradisional pada umumnya membuat keramik dengan teknologi sederhana, karena berbasis pada peralatan yang sederhana dan teknik tradisional pula. Pengerjaan dilakukan secara  manual baik dalam pengolahan bahan, pembentukan dan pembakaran. Persiapan bahan dengan cara diinjak-injak dengan kaki yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan tanah yang liat, pembentukan dengan tatap tumbuk (ditahan dan dipukul) dengan kayu dan batu, pembakaran dengan tungku ladang yang hanya menggunakan ranting dan daun-daun kering. Proses ini dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang mereka sehingga mentradisi. Sifat tradisional ini mengalami evolusi perkembangan yang cukup panjang. Masyarakat pendukung kian memaknakan jika terjadi perubahan berarti penyimpangan. Hal ini dikarenakan bahwa pada dekade tertentu masyarakat pendukungnya  tidak berubah dengan pola kegiatan lama. Sebagian masyarakat pecinta seni -meskipun tidak semuanya- menangkap pengertian seni tradisi (tradition ort) sering diperbandingkan dengan seni modern (modern art). Seni modern sering dikaitkan dengan kebebasan ide, teknik dan hasilnya lebih menekankan kepada rasa individualisme penciptanya. Bebas berekspresi mengeluarkan gagasan-gagasan sebagai pemenuh kepuasan diri penciptannya. Sementara seni tradisi selalu dikaitkan dengan patronisasi-patronisasi yang telah ada. Pakem (Jawa) dan hukum-hukum telah ditentukan dari pendahulunya.[1]
  Dalam pengertian kebudayaan istelah tradisi sering dikaitkan dengan unsur-unsur kepercayaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi melalui proses pembudayaan (akulturasi budaya). Dalam istilah sosiologi adalah sosialisasi. Tradisi adalah klebiasaaan yang berulang-ulang turun-temurun. Apabila kata tradisi dikaitkan dengan seni, dengan demikian seni tradisi kurang lebih dapat diartikan didalamnya terkandung nilai kepercayaan atau keyakin yang dalam hal bentuk, fungsi dan proses perwujudannya bersifat kolektif dan beulang-ulang.  Seni tradisi juga dipahami sebagai hasil kebudayaan yang telah baku, puncak dari keberhasilan/kesempurnaan sehingga dipahami oleh pendukungnya tidak dapat disempurnakan lagi. Pengertian ini sering dikaitkan dengan seni kraton yang secara historis seni yang terikat dengan exclusive art  sehingga sulit dipengaruhi dan tabu terhadap perubahan.[2]
Meskipun keramik tradisional pada umumnya memiliki keadaan yang sama, namun usaha-usaha pembinaan dari pihak yang menginginkan perubahan baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta sebagian menampakkan hasilnya. Oleh karena gerabah tradisional ini lambat laun tidak sesuai dengan dengan kebutuhan perkembangan jaman, sehingga makin lama pendukungnya meninggalkannya. Semula kegiatan tersebut merupakan penghasilan pokok sebagai matapencaharian dalam menopang hidupnya. Kebutuhan akan peralatan dapur tidak lagi menggunakan gerabah namun telah tergantikan dengan produk bahan lain seperti dari bahan plastik dan logam. Dominasi produk ini untuk pemenuh kebutuhan rumah tangganya sangat berpengaruh dalam mengobah pola pikir baru mengingat bahan bukan keramik ini  memiliki sifat yang tidak mudah pecah maupun retak. Usaha-usaha peningkatan pengalihan produk keramik tradisional dari yang semula fungsional kemudian dirubah menjadi barang-barang yang berfungsi ganda dengan menambah nilai artistik pada produk mereka. Bahkan pada perkembangannya sering juga meninggalkan nilai fungsi dan hanya sebagai barang hiasan belaka. Perubahan ini dapat meningkatkan  segi kualitas material dan kualitas tampilan. Kualitas material diusahakan dengan cara perbaikan pada pemilihan bahan dan kualitas tampilan diusahakan memperbaiki  sisi desain dan teknik pengerjaan. Kegiatan dalam memproduksi keramik tradisional menjadi bangkit kembali dengan perubahan tersebut. Dan pada gilirannya akan meningkatkan perekonomian masyarakat perajin.
Perkembangan desain pada beberapa sentra industri kerajinan pada umumnya meningkat dengan pesat. Desain keramikpun meningkat seiring dengan pertumbuhan minat konsumen akan keranjinan keramik ini. Desain datang muncul dari dua arus yang saling mendukung, pertama desain yang berkembang dari perajin sendiri yang memberi embrio atas karakter desain pada setiap sentra kerajinan keramik. Setelah melalui berbegai usaha pengembangan maka kerajinan keramik telah dilihat dan dibeli oleh pembeli dari luar negeri. Pada awalnya pendatang dari luar negeri hanya sekedar menjadi wisatawan biasa namun karena mereka mencoba membeli produk kerajinan sebagai barang oleh-oleh bagi handai taulan dan sangat diminati di tempatnya (negera asal), maka mulailah mereka mengusahakan produk tersebut menjadi komudite ekspor yang mereka mengimpor dari Indonesia. Terjadilah kegiatan dagang kerajinan kereamik. Oleh karena kompetitor dari luar Indonesia seperti dari Thailan, Vietnam, ada juga yang membuat benda serupa tapi tak sama, maka mereka mencoba membawa ke Indonesia untuk diproduksi, dengan demikian desain telah datang dari luar, bahkan si buyer telah juga membuat produk dengan desain baru dan bahkan mencoba mengkombinasikan desain lokal dengan desain yang baru.
Desain Industri kerajinan tidak dapat terlepas dari beberapa aspek. Keistimewaan sebuah produk kerajinan keramik terletak pada keunikan garapan dan hand made. Sentuhan tangan ini membuat kerajinan keramik sangat dihargai di manca negara. Dalam mengolah desain indutri mengkaitkan produk yang akan di buat dengan pasar.             Desain adalah suatu konsep pemikiran untuk menciptakan suatu produk, melalui perencanaan sampai perwujudan. Atau bisa juga suatu rencana yang terdiri dari beberapa unsur untuk mewujudkan suatu hasil karya yang nyata. Penjabaran arti disain tersebut ialah bahwa perencanaan itu dapat melalui gambar atau bentuk benda sebagai sarananya. Misalnya dalam angan-angan akan menciptakan bentuk gerabah, kemudian disket dalam bentuk alternatif disain yang kemudian digambar (gambar kerja) sesuai sekala yang ditentukan  atau dengan membuat suatu miniatur sebagai sarana pencarian bentuk yang sesuai, kemudian dicontoh dengan skala lebih besar.
            Di samping ketepatan daya guna juga tidak ditinggalkan masalah keindahan. Keindahan suatu produk gerabah tidak saja terletak pada banyaknya dekorasi yang diterapkan, tetapi komposisi yang sesuai dengan bentuk secara keseluruhan. Komposisi merupakan salah satu unsur disain yang perlu diperhatikan . Karena dalam komposisi mengandung unsur-unsur kesatuhan, irama dan keseimbangan, kontras, proporsi dan pewarnaan, maka untuk membuat disain yang baik peranan unsur-unsur tersebut sangat diperlukan  dan menentukan. Perimbangan-pertimbangan tentang bagaimana membuat disain yang baik akan dicapai suatu hasil produk yang benar-benar indah secara keseluruhan. Seperti halnya penempatan dekorasi yang tidak mengalahkan bentuk body secara keseluruhan. Sebagai contoh misalnya, membuat suatu produk gentong (guci), sebenarnya pemberian dekorasi tidak harus seluruh body diberi hiasan, tetapi bisa sebagian saja, hal ini agar keindahan body tidak hilang karena penuhnya ornamen. Contoh lain misalnya membuat sauvenir harus mempertimbangkan masalah ukuran, berat dan keriskanan ketika seorang pembeli membawa pulang. Tidak mungkin sebuah souvenir berukuran besar dan berat lebih dari kekuatan tentengan tangan. Produk gerabah akan sangat riskan apabila benda yang di bikin mempunyai banyak bentuk yang  bagian badannya terlalu kecil atau ada bagian yang runcing sehingga mudah patah atau pecah.
             Fungsi atau daya guna yang sesuai dengan kebutuhan  akan menambah kenyamanan pemakainya terutama benda-benda fungsional praktis (bukan hanya sekedar hiasan). Sebagai contoh misalnya memproduksi sebuah asbak, hendaknya asbak tersebut dapat dengan mudah untuk dibersihkan sisa abu rokoknya, dapat menyelipkan batang rokok untuk tidak goyah karena batang rokok yang semakin habis akan mudah jatuh jika tidak diselipkan. Bahan yang dipakai terutama bahan asesoris non gerabah  yang mudah terbakar perlu diperhitungkan agar posisinya tidak tersentuh api.
            Perhitungannya sekarang ialah, sebuah disain yang baik apabila si perancang dapat mengetahui secara keseluruhan tentang penggalian alternatif-alternatif bentuk disain yang dikaitkan dengan kondisi pasar. Disain yang baik bagi perajin laku dan tidaknya barang itu testnya ada pada konsumen yang menggunakannya. Jika barang itu laku maka disain itu bagus jika barang itu tak laku maka disain itu dianggab tidak bagus
            Judul penelitian yang diajukan pada penulisan ini adalah Kerajinan Keramik Lombok Nusatenggara Barat. Penelitian ini mengungkap tentang beberapa hal tentang keberadaan keramik Lombok tersebut.  Terdapat beberapa variabel yang juga telah dirumuskan pada judul yaitu, Desain yang  sangat terkait dengan perubahan fungsi keramik, perubahan dan perkembangan desain dan fungsi tersebut diakibatkan faktor luar dalam hal ini adalah perkembangan pariwisata. Dari beberapa variabel tersebut dicoba untuk diketahui sejak awal munculnya  kontinuitas serta perubahannya. Hal ini untuk mengungkap lebih mendalam  tentang desain termasuk bentuk, motif, warna, finishing, fungsi dan pengaruh  pariwisata atas keberadaaanya. Pusat perhatian permasalahan yang akan dipecahkan antara lain: a) Bagaimana desain kerajinan keramik di Lombok Nusa Tenggara Barat, yang terkait dengan aspek awal munculnya bentuk-bentuk keramik asli tradisional yang bermakna tertentu dan bersifat fungsional, proses produksi, sampai pada perubahan desain setelah melalui berbagai pengaruh dari dalam maupun dari luar, b). Bagaimana penagaruh pariwisata atas perkembangan keramik di Lombok Nusa tenggara barat tersebut. c). Adakah perbedaan desain dan fungsi pada setiap sentra kerajinan gerabah pada setiap wilayah sentara yaitu Masbagik, Penujak, dan Banyumulek. d). Apakah ada pengaruh dari kebudayaan tertentu tentang awal munculnya keberadaan keramik Lombok, mengingat masyarakat Islam dan Hindu-Budha hidup berdampingan yang masing-masing masih menjujung tinggi pada sistem relegi mereka. e). Bagaimana kontinuitas dan perubahan keramik Lombok dari masa lalu hingga kini.
Sentara-sentara industri kerajinan keramik Lombok  menyebar di seluruh Pulau Lombok. Namun pada penelitian ini dibatasi pada tida wilayah sentara kerajinan yaitu Masbagik, Penujak dan Banyu Mulek. Pembatasan ini dengan pertimbangan bahwa ketiga wilayah tersebut telah megalami perubahan dan perkembangan. Mereka menggeluti kerajianan keramik yang memiliki latar belakang yang juga berbeda. Disamping itu kerajinan selain tiga wilayah tersebut mulai surut dan ditinggalkan oleh para pendukungnya. Untuk itu Pemilihan ketiga wilayah sentara tersebut penulis anggab tepat mengingat  masing-masing telah mewakili wilayah yang lebih luas yaitu, Lombok Timur desa Masbagik, Lombok tengah desa Penujak, dan Lombok Barat desa Banyumulek.


[1] Slamet Subiyantoro, 1999, "Perubahan Fungsi Seni Tradisi: Upaya rasionalisasi Terhadap Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan" Seni, Edisi VI/04 mei 1999, BP ISI Yogyakarta, p. 345.
[2] Ibid.,p. 345.

1 komentar: